Kredit: britannica.com |
Para peneliti juga menemukan bahwa resiko stroke juga terkait dengan usia. Wanita yang menderita diabetes di usia lebih dari 55 tahun, memiliki resiko yang lebih tinggi secara signifikan mendapatkan stroke dibandingkan dengan wanita yang terkena diabetes di bawah usia 55 tahun.
Periset dari Pennington Biomedical Reaseacrh Center di Baton Rouge Lousiana, Wenhui Zhao, MD mengatakan bahwa kita harus berkonsultasi dengan dokter untuk memanajemen diabetes.
Kesimpulannya ini berdasarkan penelitian yang melibatkan 30.154 pasien diabetes yang dirawat di LSU Health Care Services Division pada 1 Januari 1999 sampai 31 Desember 2009.
Semua pasien yang didiagnosa diabetes telah dirawat dan tidak memiliki riwayat terkena stroke atau penyakit jantung. Pasien terdiri dari 10.876 pria dan 19.278 wanita dengan usia rata-rata peserta adalah 51 tahun.
Peneliti mengukur HbA1c pada awal dan akhir penelitian. Pasien diamati selama tujuh tahun.
Tes HbA1c mengukur rata-rata tingkat gula darah seseorang selama tiga bulan untuk menunjukkan apakah penyakit diabetes masih terkendali. Seseorang dianggap memiliki diabetes setelah tingkat HbA1c naik di atas 6,5 persen.
Temuan menunjukkan bahwa 2.949 peserta mengalami stroke selama masa studi, di mana 1.093 orang dari mereka adalah laki-laki dan 1.856 orang adalah perempuan.
Tingkat kejadian stroke untuk pria adalah 16 kasus per 1.000 orang per tahun, dan 14 kasus per 1.000 orang per tahun untuk perempuan.
Di kalangan perempuan, resiko stroke meningkat jika HbA1c meningkat.
Dr. Zhao dan timnya menentukan bahwa wanita dengan kadar HbA1c sebesar 8 sampai dengan 8,9 persen memiliki 19 persen peningkatan resiko stroke dibandingkan dengan wanita dengan kadar HbA1c sebanyak 6,0-6,9 persen.
Para wanita dengan HbA1c sebanyak 9,0 sampai 9,9 persen berada pada resiko 32 persen peningkatkan resiko terkena stroke dibandingkan dengan wanita dengan HbA1c sebanyak 6,0 sampai dengan 6,9 persen.
HbA1c sebanyak 10 persen atau lebih pada wanita dikaitkan dengan 42 persen peningkatkan resiko stroke jika dibandingkan dengan wanita yang memiliki HbA1c sebesar 6,0 sampai 6,9 persen.
Di sisi lain, penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara HbA1c yang tinggi dengan peningkatan stroke bagi pria.
Terakhir, pada peneliti menemukan bahwa wanita yang berusis 55 tahun atau lebih tua, memiliki resiko peningkatan stroke secara signifikan dibandingkan dengan wanita yang berusia di bawah 55 tahun.
Para penulis memberikan catatan bahwa hasil studi mereka memiliki sejumlah keterbatasan. Pertama, sebagian besar peserta berasal dari kelompok marginal, yang tidak mendapatkan asuransi dan berasal dari kalangan ekonomi bawah, sehingga hasil penelitian ini mungkin tidak berlaku pada populasi umum. Kedua, data pada kasus stroke berasal dari catatan rumah sakit dan tidak dikonfirmasikan oleh para peneliti. Ketiga, kasus stroke yang hitung hanyalah kasus stroke yang mematikan.
Hasil studi ini dipublikasikan pada 24 Februari di Diabetologia.
0 komentar:
Post a Comment